IbnuAbbas berkata, "Sesungguhnya Allah menganggap lamban hati orang-orang Mukmin. Maka Allah menegur mereka pada penghujung masa selama tiga belas tahun setelah turunnya Al-Qur'an. Lalu Allah befirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Al-Mukminun: 1-2).
Seringkali kita mendengar mengenai Firman Allah dalam surat Al-Ma’un ayat 4 yang artinya “celakalah orang yang shalat”. Bagaimana yang dimaksud dengan lalai dari salat dan tindakan apa saja yang dikategorikan di dalamnya? Indikasi mempermudah salat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa hal, yaitu Pertama, sebelum pelaksanaan salat yang dapat dinilai dari aspek 1 Dalam berwudu, tidak memperhatikan tatacara wudhu yang benar, 2 Tidak memperdulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk salat, 3 Menunda-nunda waktu salat padahal mampu mengerjakannya lebih awal. Kedua, dalam pelaksanaan salat. Mepermudah salat sewaktu pelaksanaan salat, ciri-cirinya antara lain 1 Meniadakan aspek tuma’ninah berhenti sejenak sampai sempurna bacaan doa, 2 Mendirikan salat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara salat, dari segi rukun maupun sunahnya, 3 Lupa bahwa dengan salat seorang muslim sedang berhadapan dan berdoa kepada Allah. Adapun yang dimaksud dengan lalai dari salat dapat dikategorikan ke dalam dua hal Pertama, lalai pada waktu salat, yaitu tidak untuk mengingat Allah tetapi justru kepada yang lain. Seperti ingat menonton sepak bola, ingat teman dan lain-lain. Padahal Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 14 وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي طه ١٤ dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Thaha14 Kedua, lalai sesudah salat, dalam artian tidak mampu mewujudkan tujuan salat, yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah surat al-Ankabut ayat 45 إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ العنكبوت ٤٥ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Al-Ankabut45 Oleh karena itu dalam mendirikan salat seorang muslim seharusnya 1 Menyempurnakan syarat, 2 Menyempurnakan rukun, 3 Menyempurnakan sunnah, 4 Tepat waktu, 5 Memberi bekas pada pribadi mukmin baik dari segi hubungn vertikal maupun horizontal. Inilah inti dari firman Allah surat al-Mukminun ayat 1-2 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ١ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ٢ المؤمنون ١-٢ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya. Al-Mukminun1-2 Ketiga, termasuk kategori lalai dari salat, yang mengetahui kewajiban salat tetapi tidak mau melaksanakannya. Wallahu a’lam bishshawab. Sumber Hits 3405 Sebutkancontoh orang yang lalai dalam shalat. Pengajian ridho allah, 2 april 2020. Source: More.. Tingginya kedudukan sholat ini bagi kaum muslimin sampai diibaratkan bahwa sholat adalah tiang dari agama islam. Orang yang melalaikan sholat adalah orang yang tidak menunaikannya pada awal waktu.
SHALAT secara bahasa artinya doa. Sedangkan menurut istilah adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus bagi orang Islam yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan tiangnya agama, dan menjadi dasar kadar keimanan seseorang. Tak berarti apa – apa ibadah sunah yang lain, jika ibadah wajib yang utama ditinggalkan. Celakalah bagi orang yang sengaja melalaikan dan meninggalkan shalat, sebagaimana firman Allah sebagai beriku “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab Al-Qur’an dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan – perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat – ibadat yang lain. Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui apa yang kamu kerjakan,” QS. Al- Ankabut 45. Allah pun berfirman pada ayatnya yang lain, yang berbunyi “Maka kecelakaanlah bagi orang – orang yang shalat, yaitu orang – orang yang lalai dari shalatnya,” QS. Al-Maa’uun 4-5. Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda “Bermula orang yang meninggalkan solat padahal ia dalam keadaan sihat, maka Allah SWT tidak memandang kepadanya dengan pandangan rahmat, dan baginya kelak azab yang amat hebat melainkan kalau ia bertaubat dari perbuatannya itu” Terdapat tiga bagian orang yang termasuk dalam melalaikan sholatnya, yakni Orang yang menunda shalat dari awal waktunya sehingga mengakhirkan sampai waktu yang terakhir dan hampir mau habis. Orang yang tidak melaksanakan rukun shalat dan syarat sah wajib shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt. dan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. 2 Orang yang tidak khusyuk dalam shalat dan tidak memaknai bacaan ketika shalat. Selain mendapatkan dosa akibat meninggalkan dan melalaikan sholat, orang tersebut juga akan mendapatkan siksa di dunia, ketika sakaratul maut, dan ketika di alam barzah. Berikut akan sedikit dijelaskan kesiksaan tersebut Siksa di dunia Allah SWT akan menghilangkan dan mengambil rezekinya, Allah swt. akan mencabut cahaya dari wajahnya, dan orang – orang beriman akan membencinya. Siksa ketika sakaratul maut ruhnya dicabut saat mengalami keadaan yang sangat haus, ruhnya akan dicabut dengan cara yang teramat buruk Su’ul Khatimah, akan merasakan kesakitan yang teramat pedih ketika dicabut nyawa, dan akan merasakan keresahan dan kegelisahan karena hilang imannya. Siksa ketika di alam barzah akan merasakan kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan mendapatkan hukuman yang mengerikan dari Malaikat Mungkar dan Nakir, akan digelapkan dalam kuburnya, disepitkan kuburnya, dan akan mendapat siksaan dari binatang berbisa seperti ular, kalajengking, lipan. 3 Azab setiap hari dan malam dan dilaknat malaikat Selain mendapat berbagai siksaan, orang yang lalai dan meninggalkan shalat akan mendapat azab berupa diturunkannya setiap hari dan setiap malam seribu laknat dan seribu murka. Para malaikat di langit ke-7 pun akan melaknatnya. Nauzubillah himinzalik. Begitu banyak penderitaan yang didapatkan jika kita dengan sengaja melalaikan dan meninggalkan shalat. Karena jika kita meninggalkan shalat itu berarti kita sudah lupa terhadap Allah swt. dan kufur atas segala nikmat yang telah Allah swt. berikan kepada kita setiap harinya. Betapa sombongnya diri ini jika kita tidak melaksanakan shalat dan merasa sangat terpaksa sekali dalam melakukan shalat. Padahal di dalam shalat itu sendiri terdapat banyak manfaat yang diperoleh baik secara jasmani dan rohani. Apa sulitnya meluangkan waktu yang kita miliki untuk berhungan dengan Sang Pencipta. Tenang hati ini jika sudah berkomunikasi dengan Allah swt. Maka dari itu jadikanlah shalat sebagai kebutuhan kita terhadap Allah, bukan sebagai suatu keterpaksaan di dalam dunia. [] Sumber 1001 Siksa Alam Kubur, penulis Ust. Asan Sani ar Rafif, Jakarta, 2014, Kunci Iman.
Ketikadia tidak hadir dalam shalat, ia sedang beredar pada urusan-urusan dunia. Ketika dia tidak hadir dalam shalat, ia sedang beredar pada urusan-urusan dunia. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; Wednesday, 22 Safar 1443 / 29 September 2021
Dapatkan Update berita melalui notifikasi browser Anda. Jum'at, 16 Juni 2023 Suandri Ansah Selasa, 31 Agustus 2021 - 1453 WIB Ilustrasi shalat di masjid. Foto iStock. Jakarta - Ummat Islam wajib melaksanakan shalat minimal 17 rakaat dalam lima waktu sehari. Keutamaan ibadah tersebut didapat bila kita tidak lalai dalam surah Al Ma'un ayat 4, Allah berfirman "Celaka lah orang yang shalat". Ancaman ini dikhususkan bagi mereka yang lalai dalam beribadah. Lalu seperti apa indikasi orang lalai dalam shalat?Ini 6 ciri-ciri orang lalai dalam shalat melansir Fatwa Tarjih1. Asal BerwudhuSaat berwudhu, orang-orang lalai ini tidak memperhatikan tatacara wudhu yang Tak Peduli KebersihanMereka yang lalai dalam shalat tidak mempedulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk Suka MenundaSebagian dari ummat Islam kadang suka menunda waktu shalat, padahal mampu mengerjakannya di awal Terburu-buruMereka yang lalai termasuk juga orang yang shalatnya terburu-buru atau tidak tuma' Tidak KhusyukOrang yang lalai dalam shalat termasuk juga tidak khusyuk atau bersungguh-sungguh mengingat Allah. Namun malah memikirkan hal Tak Jaga Kesempurnaan ShalatMendirikan salat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara salat, dari segi rukun maupun mencegah dari sifat-sifat lalai ini, ummat Islam harus mulai membiasakan diri shalat berjamaah di masjid. Sebab dengan cara itu kita bisa terlepas dari sebagian besar ciri-ciri orang yang lalai dalam shalat.bal TOPIK TERKAITkeutamaan shalat berjamaahlalai dalam shalatshalat 5 waktuBERITA TERKAIT
Danberbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," [QS. An-Nisa ayat 36]
Shalat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Akan tetapi, pada saat ini banyak sekali orang meninggalkan shalat dengan alasanya kesibukan duniawi. Padahal ada balasan yang sangat pedih bagi orang yang meninggalkannya. Ada beraneka ragam cara orang melaksanakan shalat. Mulai dari mereka yang bersungguh-sungguh, sampai dengan orang-orang lalai dalam mengerjakannya. Bahkan ada di antara mereka yang melaksanakan shalat karena terpaksa melaksanakan shalat karena terpaksa. Ternyata menurut Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi ternyata ada lima pembagian golongan orang yang yang melaksanakan shalat. Golongan tersebut berdasarkan kualitas iman dan takwa seorang muslim. Apa sajakah golongan tersebut? Berikut informasi selengkapnya 1. Golongan Orang yang Lalai dalam ShalatGolongan yang pertama adalah mereka yang lalai dalam shalatnya. Yakni mereka yang melaksanakan shalat akan tetapi tidak sempurna. Bentuknya, tutur Syeikh asal Damaskus ini, “Mereka tidak menyempurnakan wudhu, tidak memelihara waktu, dan tidak menyempurnakan rukun-rukun shalat.” Orangyang termasuk di dalam golongan ini akan ditimpakan siksa oleh Allah SWT. 2. Golongan Orang yang Memelihara Shalat Namun Masih Terpengaruh Bisikan SyetanGolongan yang kedua ini lebih tinggi dibandingkan golongan yang pertama. Memilihara shalatnya seperti wudhu, waktu, dan rukun shalatnya, akan tetapi semua itu tidak memberikan arti apa-apa dalam shalatnya. Sebab ia dipengaruhi oleh gangguan-gangguan syetan sehingga ia melaksanakan shalat dengan gangguan dan pikiran tersebut. Keadaan mereka adalah, “Memelihara hal-hal tersebut wudhu, waktu, dan rukun shalat, tetapi tidak berusaha memerangi bisikan setan di dalam shalat.” 3. Golongan Orang yang Menjaga Waktu Shalat, Batasan, Rukun dan Menyempurnakan WudhuGolongan yang ketiga ditempati oleh mereka yang menjaga waktu shalat, batasan, rukun serta menyempurnakan wudhunya. Orang-orang yang termasuk ke dalam golongan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dalam mengerjakan shalat, mereka juga bersungguh-sungguh dalam memerangi setiap bisikan syetan yang hadir dalam shalatnya. 4. Golongan Orang yang Berhak Memperoleh PahalaGolongan selanjutnya ditempati oleh mereka yang benar-benar berkonsentrasi dalam menegakkan, menyempurnakan dan melengkapi shalat. Golongan ini menyerahkan seluruh hatinya hanya untuk shalat dan beribadah kepada Allah SWT. Mereka tidak hanya menyempurnakan wudhu, perhatian dan menjaga waktu shalat serta menyempurnakan semua rukun-rukunnya saja akan tetapi hati mereka juga sibuk mengingat Allah SWT. Untuk siapapun yang berhasil menempatkan diri mereka ke dalam golongan ini, ia akan mendapatkan pahala. Sesuai dengan tutur Syeikh Ibnu Muflih, “Orang yang keempat ini berhak memperoleh pahala.” 5. Golongan Orang yang diberi Penghargaan oleh Allah Golongan terakhir ditempati oleh sekumpulan orang yang terpilih. Golongan ini merupakan tingkatan tertinggi, Allah SWT memberikan penghargaan kepada mereka dengan di dekatkan kepada-Nya. Orang yang termasuk di dalam golongan ini tidak hanya menyempurnakan wudhu, menyempurnakan rukun-rukun shalat saja. Akan tetapi, hati mereka juga senantiasa sibuk dengan Allah Ta’ala dan mereka gembira karena-Nya. “Jika mereka berdiri untuk shalat,” tutur Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi, “maka Allah Ta’ala berfirman, Angkatlah hijabnya.’” Lanjut beliau menutup penjelasan, “Dan jika mereka menoleh, Allah Ta’ala berfirman, Juntaikan hijabnya.’” Demikianlah informasi mengenai golongan orang-orang yang melaksanakan shalat. Hal ini membuktikan bahwa setiap mereka yang kedudukan orang yang shalat itu berbeda sesuai dengan kualitas iman dan ketakwaannya.
Pertama mereka yang lali dalam shalatnya. Shalat adalah ibadah yang menjadi tiang agama Islam. Karenanyashalat wajib dikerjakan umat Islam di manapun berada. Shalat merupaka rukun Islam. Dengan demikian orang yang mengaku Islam, tetapi tidak shalat bererti termasuk orang yang melalaikan perintah Allah swt. Ia tergolong orang yang celaka. Kedua
SHALAT merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Meninggalkannya akan membawa malapetaka bagi dirinya. Baik itu di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah selayaknya jangan berani-berani kita meninggalkan kewajiban yang satu ini. Sebab, apa yang dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya sudah pasti akan terjadi. Memang kini banyak orang yang melaksanakan shalat. Namun, tak sedikit pula orang lalai dalam menjalankan shalatnya. Banyak orang shalat yang hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, tanpa melihat sisi baik lainnya dari mengerjakan shalat. Padahal Allah SWT telah berfirman, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya,” QS. Al-Ma’un 4-5. Lalu, siapakah mereka yang lalai dalam shalat itu? Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu Allah SWT berkata, yang dimaksud orang-orang yang lalai dari shalatnya adalah 1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga selalu mengakhirkan sampai waktu yang terakhir. 2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi makna bacaan shalat. Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka termasuk bagian dari ayat tersebut yakni termasuk orang-orang yang lalai dalam shalatnya. [] Sumber 1001 Siksa Alam Kubur/Karya Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit Kunci Iman yangshalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalat mereka, orang-orang yang berbuat riya, dan menghalangi (menolong. dengan) barang berguna" (QS al-Ma'un [107] : 1 - 7). Yamg dimaksud dengan mindset adalah pola pikir, brain - mind - behaviour (otak - pikiran - perilaku), sedangkan RSMA adalah singkatan dari Rumah Sakit Sebagaimanajamak diketahui, shalat Jumat termasuk ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, atau yang dikenal fardlu ain. Berkaitan dengan nama 'Jumat', al-Ârifbillâh Syekh Abdul Qadir bin Abi Shalih al-Jilani (wafat 561 H) dalam karyanya al-Ghunyah menjelaskan beberapa pendapat seputar asal muasalnya.
Makacelakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, (Al-Ma'un: 4-6). Tafsir Ibnu Abbas: Fa wailun (maka kecelakaanlah), yakni azab yang beratlah di dalam neraka. Lil mushallīn (bagi orang-orang yang shalat), yakni bagi orang-orang munafik. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan perihal mereka,
3LGe98.
  • 96iu93gw5e.pages.dev/262
  • 96iu93gw5e.pages.dev/348
  • 96iu93gw5e.pages.dev/194
  • 96iu93gw5e.pages.dev/222
  • 96iu93gw5e.pages.dev/400
  • 96iu93gw5e.pages.dev/416
  • 96iu93gw5e.pages.dev/374
  • 96iu93gw5e.pages.dev/329
  • orang yang lalai dalam shalatnya termasuk golongan orang yang